Acara kebersamaan YBPK GKPB merupakan acara yang dinanti-nanti setiap 2 (dua) tahun sekali. Selain sebagai ajang untuk bertukar pengalaman juga untuk mempererat tali persaudaraan antar guru, karyawan dan pengurus KPS.
Kegiatan apa saja yang telah dilakukan selama kegiatan kebersamaan tahun ini ?. Penulis akan coba memaparkan di postingan kali ini.
Kegiatan Kebersamaan yang diikuti oleh kurang lebih 210 peserta terdiri dari Guru, Karyawan, Pengurus KPS dari Bandung, Garut, Ciwidey, Palalangon, Cikembar, Karawang, Rangkasbitung, Purwakarta, Cideres, Sukabumi, Haurgeulis, Tamiyang, Jatiasih, Lembang, Cimahi, Kampung Sawah, Gunung Putri dan Bekasi. Juga ikut serta di dalam acara kebersamaan ini adalah Pembina, Pengawas dan Pengurus YBPK GKPB dan peserta tambahan dari Jatiranggon.
Acara dibuka dengan Ibadah Pembukaan melalui Doa dan Layanan Firman oleh Pdt. Aam Ramelan. Sebelum berangkat peserta menikmati makan malam bersama yang diharapkan saat diperjalanan peserta dapat tidur dengan nyaman. Sayang, Bus yang digunakan tidak sesuai harapan, tempat duduk terlalu kecil dan kurang nyaman, hal ini biasa terjadi saat musim liburan tiba. Terjadi kekosongan bus dimana-mana. Transit di SR daerah Ciamis. WC adalah tempat yang paling dicari setiap tempat transit, kedua adalah Kopi panas (bagi yang senang dengan kopi). Perjalanan kembali dilanjutkan setelah 30 menit beristirahat dan tiba di tempat Mandi dan Sarapan di salah satu local resto. Sayangnya saya tidak sempat menikmati menu sarapan di tempat ini karena harus tiba lebih dulu di University Hotel Yogyakarta untuk mempersiapkan segala sesuatu. Peserta nantinya akan langsung memasuki ruang ballroom untuk mengikuti workshop jadi segalanya harus dipastikan kesiapannya.
Workshop berjalan dengan baik, walaupun ada beberapa masukan-masukan yang tentunya akan diterima dengan baik untuk perbaikan kegiatan kedepan, tetapi minimal kegiatan ini dapat mempersatukan pandangan tentang rencana penerapan metode 4T di seluruh sekolah-sekolah YBPK GKPB dan semakin erat tali persaudaraan.
Beberapa pertanyaan-pertanyaan terkait rencana penerapan metode 4T ini, ada yang bersikap pesimis maupun optimis. Namun dapat dimaklumi karena hingga saat ini baru 20 orang Guru yang sempat mengikuti pelatihan metode 4T selama 1 bulan di Salatiga beberapa waktu yang lalu, sehingga metode ini belum sepenuhnya dipahami.
GUA PINDUL
Tujuan Wisata pertama adalah Gua Pindul. yang terletak di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.
Tempat wisata ini tergolong baru karena baru diresmikan pada 10 Oktober 2010 yang lalu. Tentunya beberapa peserta mungkin pernah mendengar bahkan pernah berkunjung ke tempat ini, namun karena sebagian besar belum pernah sehingga menjadi pertanyaan-pertanyaan sepanjang perjalanan. Ada apa di Gua Pindul ?.
Keseruan bagi peserta kebersamaan YBPK GKPB adalah saat turun dari Bus, karena harus menaiki mobil bak terbuka yang oleh warga setempat disebut "Pajero" untuk mencapai kantor manajemen Gua Pindul. Disinilah peserta diberikan pengarahan dari manajemen mengenai aturan-aturan yang harus ditaati peserta, termasuk penggunaan pelampung dan ban pelampung yang wajib dikenakan oleh peserta.
Pertanyaan-pertanyaan peserta akhirnya dapat terjawab saat mulai melakukan cave tubing (menyusuri Gua dengan menaiki ban pelampung). Menelusuri Gua dengan panjang 350 meter dengan lebar 5 meter dan jarak permukaan air dengan atap gua setinggi 4 meter, memakan waktu kurang lebih selama satu jam yang berakhir pada sebuah dam. Aliran sungai yang berada di dalam Gua Pindul berasal dari mata air Gedong Tujuh.
Acara dibuka dengan Ibadah Pembukaan melalui Doa dan Layanan Firman oleh Pdt. Aam Ramelan. Sebelum berangkat peserta menikmati makan malam bersama yang diharapkan saat diperjalanan peserta dapat tidur dengan nyaman. Sayang, Bus yang digunakan tidak sesuai harapan, tempat duduk terlalu kecil dan kurang nyaman, hal ini biasa terjadi saat musim liburan tiba. Terjadi kekosongan bus dimana-mana. Transit di SR daerah Ciamis. WC adalah tempat yang paling dicari setiap tempat transit, kedua adalah Kopi panas (bagi yang senang dengan kopi). Perjalanan kembali dilanjutkan setelah 30 menit beristirahat dan tiba di tempat Mandi dan Sarapan di salah satu local resto. Sayangnya saya tidak sempat menikmati menu sarapan di tempat ini karena harus tiba lebih dulu di University Hotel Yogyakarta untuk mempersiapkan segala sesuatu. Peserta nantinya akan langsung memasuki ruang ballroom untuk mengikuti workshop jadi segalanya harus dipastikan kesiapannya.
Workshop berjalan dengan baik, walaupun ada beberapa masukan-masukan yang tentunya akan diterima dengan baik untuk perbaikan kegiatan kedepan, tetapi minimal kegiatan ini dapat mempersatukan pandangan tentang rencana penerapan metode 4T di seluruh sekolah-sekolah YBPK GKPB dan semakin erat tali persaudaraan.
Beberapa pertanyaan-pertanyaan terkait rencana penerapan metode 4T ini, ada yang bersikap pesimis maupun optimis. Namun dapat dimaklumi karena hingga saat ini baru 20 orang Guru yang sempat mengikuti pelatihan metode 4T selama 1 bulan di Salatiga beberapa waktu yang lalu, sehingga metode ini belum sepenuhnya dipahami.
GUA PINDUL
Tujuan Wisata pertama adalah Gua Pindul. yang terletak di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.
Tempat wisata ini tergolong baru karena baru diresmikan pada 10 Oktober 2010 yang lalu. Tentunya beberapa peserta mungkin pernah mendengar bahkan pernah berkunjung ke tempat ini, namun karena sebagian besar belum pernah sehingga menjadi pertanyaan-pertanyaan sepanjang perjalanan. Ada apa di Gua Pindul ?.
Keseruan bagi peserta kebersamaan YBPK GKPB adalah saat turun dari Bus, karena harus menaiki mobil bak terbuka yang oleh warga setempat disebut "Pajero" untuk mencapai kantor manajemen Gua Pindul. Disinilah peserta diberikan pengarahan dari manajemen mengenai aturan-aturan yang harus ditaati peserta, termasuk penggunaan pelampung dan ban pelampung yang wajib dikenakan oleh peserta.
Pertanyaan-pertanyaan peserta akhirnya dapat terjawab saat mulai melakukan cave tubing (menyusuri Gua dengan menaiki ban pelampung). Menelusuri Gua dengan panjang 350 meter dengan lebar 5 meter dan jarak permukaan air dengan atap gua setinggi 4 meter, memakan waktu kurang lebih selama satu jam yang berakhir pada sebuah dam. Aliran sungai yang berada di dalam Gua Pindul berasal dari mata air Gedong Tujuh.
Ditengah Gua, ada sebuah ruangan yang agak besar dengan lubang diatasnya yang warga setempat menyebut sumur terbalik, sinar matahari yang masuk melalui lubang ini membuat suasana semakin indah.
Keindahan semakin lengkap dengan adanya ornamen disepanjang dinding Goa seperti mahakarya lukisan abstrak yang tak ternilai. Mata kristal Kelelawar bergelantungan menghiasi lorong goa. Terdapat tirai juga yang tersusun dari tetesan air di dinding Goa.
Saat menyusuri gua di Gua Pindul ini, terdapat sebuah stalagtit yang sudah menyatu dengan stalagmit sehingga tampak seperti sebuah pilar dengan ukuran lebar lima rentangan tangan orang dewasa (Soko Guru). Stalagtit dan Stalakmit yang menyatu ini menjadi yang terbesar ke-4 di dunia, butuh 5 orang untuk melingkarinya, bahkan celahnya hanya cukup dilewati satu orang saja.
Menyusuri Gua Pindul adalah pengalaman yang tidak akan terlupakan. Ada pesan yang disampaikan bahwa Sang Mahakarya tidak pernah melupakan keindahan yang amat dahsyat disetiap jengkal ciptaanNya.
PANTAI SUNDAK
Selepas menikmati keindahan Gua Pindul, perjalanan dilanjutkan ke Pantai Sundak. Sundak masuk dalam kabupaten Gunungkidul, tepatnya di Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Dusun Pule Gundes. Sundak berdempetan dengan pantai lain seperti Kukup, Krakal, Drini, dan Baron. Pantai yang satu ini memiliki keunikan dibanding pantai-pantai lain di Yogyakarta. Nama pantai ini misalnya. Sebelumnya pantai Sundak bernama Wedimbedah, yang artinya pasir terbelah. Ini karena saat musim hujan air dari daratan mengalir ke pantai dan membelah pasir pantai layaknya sungai kecil. Nama pantai kemudian diubah pada sekitar tahun 1976. Jika biasanya nama pantai diambil dari kondisi atau mitosnya, nama Sundak justru terkenal karena perkelahian dua hewan: asu (anjing) dan landak. Perkelahian ini bukan perkelahian mitos seperti yang melatari nama Surabaya, melainkan benar-benar terjadi.
Di pantai inilah kemudian Peserta melakukan berbagai aktivitas seperti Games dan Doorprize. Cuaca panas sebagaimana layaknya wilayah pantai hampir tidak terasa karena semangat peserta untuk mengikuti berbagai kegiatan Games. Selebihnya peserta memilih untuk makan dan minum di warung-warung yang tersebar di sekitar pantai, atau berjalan-jalan di pinggir pantai yang indah. Kegiatan di Pantai Sundak, ditutup dengan foto bersama.
PURA WISATA (BALLET RAMAYANA)
Setelah berwisata ke Pantai Sundak, peserta kebersamaan melanjutkan perjalanan ke Pura Wisata untuk makan malam dan menyaksikan pertujukan Ramayana Ballet.
Purawisata telah dikenal luas oleh para wisatawan baik asing maupun lokal sebagai pusat rekreasi keluarga terpadu. Letaknya strategis dan mudah ditemukan, menempati area seluas 3,5 hektar di tengah kota, dekat dengan Kraton Yogyakarta dan pusat perbelanjaan di Malioboro.
Saat tiba di Purawisata, peserta makan malam di Gazebo Garden Restaurant yang mengusung konsep taman lanskap yang asri dan indah lengkap dengan air mancur. Restoran ini memiliki kapasitas hingga 1.500 orang dan tentunya bisa jadi tempat favorit untuk mengadakan pesta atau acara formal lainnya.
Setelah makan malam peserta memasuki ruang teater yaitu berupa panggung teater udara terbuka (outdoor) yang megah dan luas yang mampu menampung kapasitas penonton hingga 500 orang. Ramayana Ballet mempersembahkan pertunjukkan legendaris yang spektakuler yang telah sejak tahun 1976 hingga kini hadir setiap malam dengan ilusi yang menakjubkan, kostum mempesona, dikombinasikan dengan budaya kontemporer. Pertunjukan ini pernah mendapatkan rekor dari MURI tahun 2002 setelah mementaskan sendratari setiap hari tanpa pernah absen selama 25 tahun tersebut.
Bagi peserta yang mungkin masih bingung dengan jalan cerita dari Ballet Ramayana, berikut penulis tuliskan kembali :
Sendratari Ramayana atau Ramayana Ballet adalah pertunjukan seni tari tanpa dialog yang menceritakan tentang cerita Ramayana karya Walmiki yang di ambil dari cerita legenda yang ditulis dalam bahasa Sanskerta. Cerita Ramayana juga di ambil berdasarkan cerita relief candi prambanan.
Karena tanpa dialog, maka Sinden yang akan menggambarkan jalan cerita para penari. Para penari dengan cantik , luwes dan penuh penjiwaan akan mengajak kita larut akan jalan cerita yang di kemas apik dan kolosal, tata rias para penari membuat kita bisa membedakan tokoh dan karakter pemain, penataan cahaya menambah atmosfer sakral di pertunjukan tersebut.
Cerita sendratari ramayana yang di ambil dari relief candi prambanan yang terukir pada candi siwa dan candi brahma bercerita tentang Rama Wijaya Putra Mahkota kerajaan Ayodya yang berhasil memenangkan sayembara untuk memperistri Dewi shinta putri prabu janaka dari negeri mantili. Di lain pihak Prabu Rahwana Raja Alengkadiraja sangat menginginkan memperistri dewi widowati, setelah melihat shinta , rahwana menganggap shinta adalah titisan dewi widowati yang selama ini di cari-carinya.
Rama, shinta dan leksmana (adik rama) melakukan perjalanan sampai hutan dandaka, rahwana mengubah pengikutnya menjadi kijang kencana. Melihat kijang elok tersebut shinta meminta rama untuk menangkapnya, dikejarlah kijang tersebut oleh rama.
Lama rama tidak kembali shinta menyuruh laksamana untuk mencari rama, sebelum pergi laksmana membuat lingkaran magis untuk shinta. Rahwana mengetahui shinta seorang diri ingin menculik nya tetapi gagal karena lingkaran magis laksmana. Rahwana mencari akal dengan merubah dirinya menjadi brahmana tua ketika shinta mendekati untuk memberi sedekah dan keluar dari lingkaran, ditariklah shinta dan di bawa ke alengka oleh rahwana.Rama yang berhasil menangkap kijang kencana ternyata kijang tersebut berubah menjadi raksasa sehingga terjadilah perang dengan rama. Raksasa kijang itu terpanah oleh rama, leksmana yang menyusul rama mengajak segera kembali menemui shinta. ketika kembali rama kaget karena shinta hilang berdasarkan cerita dari garuda yang bernama Jatayu rama mengetahui shinta di culik oleh rahwana. Dalam kesedihannya datang hanuman kera putih yang di utus oleh pamannya sugriwa untuk mencari dua kesatria untuk dapat mengalahkan subali. Akhirnya rama membantu mengalahkan subali.
Karena jasa rama yang telah mengalahkan subali , sugriwa mengutus hanuman untuk membantu rama mencari shinta, Hanuman pergi kekerajaan alengka untuk menemui shinta, di sana hanuman membuat onar untuk mengetahui kekuatan kerajaan alengka, hanuman tertangkap oleh indrajid putra rahwana dan di bakar hidup-hidup. Bukannya mati hanuman dengan api tersebut membakar kerajaan alengka (Cerita ini terkenal dengan nama Hanuman Obong)
Hanuman kembali kepada rama, Rama berserta pasukan kera berangkat ke kerajaan alengka, dalam perang brubuh tersebut rahwana gugur terpanah oleh rama dan di himpit gunung sumawan yang di bawa hanuman. Setelah rahwana mati, diantar hanuman, Shinta menghadap rama, Tetapi rama menolak karena menganggap shinta telah ternoda selama berada di alengka. Maka rama minta bukti kepada shinta untuk membuktikan kesuciannya, dengan sukarela shinta bakar diri, karena kebenarannya, kesucian shinta dan pertolongan dewa api, shinta selamat dari api. Setelah terbukti kesuciannya, rama menerima kembali shinta dengan perasaan haru dan bahagia.
Demikian sekelumit cerita Ballet Ramayana. Selain di Purawisata, sendratari ramayana dapat pula di saksikan di Komplek Candi Prambanan.
Setelah pertujukan selesai, beberapa peserta memanfaatkan waktu untuk berfoto dengan para pemain.
Kegiatan wisata belum berakhir sampai di sini. Peserta kemudian kembali ke hotel untuk beristirahat untuk melanjutkan acara ke esokan harinya yaitu wisata belanja ke Pasar Bringhardjo dan Malioboro.
JALAN MALIBORO
Jalan Malioboro adalah saksi sejarah perkembangan Kota Yogyakarta dengan melewati jutaan detik waktu yang terus berputar hingga sekarang ini. Membentang panjang di atas garis imajiner Kraton Yogyakarta, Tugu dan puncak Gunung Merapi. Malioboro adalah detak jatung keramaian kota Yogyakarta yang terus berdegup kencang mengikuti perkembangan jaman. Sejarah penamaan Malioboro terdapat dua versi yang cukup melegenda, pertama diambil dari nama seorang bangsawan Inggris yaitu Marlborough, seorang residen Kerajaan Inggris di kota Yogjakarta dari tahun 1811 M hingga 1816 M. Versi kedua dalam bahasa sansekerta Malioboro berarti “karangan bunga” dikarenakan tempat ini dulunya dipenuhi dengan karangan bunga setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Lebih dari 250 tahun yang lalu Malioboro telah menjelma menjadi sarana kegiatan ekonomi melalui sebuah pasar tradisional pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I. Dari tahun 1758 – sekarang Malioboro masih terus bertahan dengan detak jantung sebagai kawasan perdagangan dan menjadi salah satu daerah yang mewakili wajah kota Yogyakarta. (kotajogja.com).
Sepanjang jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang berkunjung di kawasan ini, menikmati pengalaman wisata belanja sepanjang bahu jalan yang berkoridor (arcade). Dari produk kerajinan lokal seperti batik, hiasan rotan, wayang kulit, kerajinan bambu (gantungan kunci, lampu hias dan lain sebagainya) juga blangkon (topi khas Jawa/Jogja) serta barang-barang perak, hingga pedagang yang menjual pernak pernik umum yang banyak ditemui di tempat lain. Pengalaman lain dari wisata belanja ini ketika terjadi tawar menawar harga, dengan pertemuan budaya yang berbeda akan terjadi komunikasi yang unik dengan logat bahasa yang berbeda. Jika beruntung, bisa berkurang sepertiga atau bahkan separohnya. Tak lupa mampir ke Pasar Beringharjo, di tempat ini kita banyak dijumpai beraneka produk tradisional yang lebih lengkap. Di pasar ini kita bisa menjumpai produk dari kota tetangga seperti batik Solo dan Pekalongan. Mencari batik tulis atau batik print, atau sekedar mencari tirai penghias jendela dengan motif unik serta sprei indah bermotif batik. Tempat ini akan memuaskan hasrat berbelanja barang-barang unik dengan harga yang lebih murah.
Sayangnya waktu yang disediakan di tempat ini hanya 2 jam, sehingga tidak seluruhnya area malioboro dapat dikunjungi. Walau demikian acara kebersamaan yang berakhir di tempat ini, diharapkan dapat menjadi perenungan bagi kita bahwa selama ini kita hanya sibuk dengan urusan masing-masing, tanpa peduli dengan rekan sekerja yang membutuhkan support dan berbagi pengalaman dalam tugas pelayanan sebagai tenaga pendidik di YBPK GKPB. Semoga kegiatan ini dapat diambil manfaatnya dan menjadi penyemangat kita untuk terus berkarya dalam mendidik anak-anak bangsa dan juga bagi kemuliaan nama Tuhan.
Sampai bertemu di acara kebersamaan mendatang. Tuhan selalu menyertai kita dalam setiap langkah kehidupan kita dan berkatNya senantiasa mencukupkan kita dalam menjalani hidup bersama keluarga dan sesama. Amin. Tuhan Memberkati.