Rabu, 20 April 2022

e Book : MERDEKA BELAJAR, "Perspektif Pendidikan Kristen menuju transformasi Anak Bangsa"

PENGANTAR 
 (Dr. Hari Soegianto - Ketua Sekolah Tinggi Teologi SAAT) 

Dinamika dalam dunia pendidikan adalah sebuah keniscayaan. Perubahan zaman mau tidak mau menuntut perubahan sistem pendidikan, yang akan berlanjut pada perubahan materi ajar, metode pembelajaran, dan unsur-unsur terkait lainnya. Pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya pendidikan Kristen, juga merasakan pergerakan perubahan ini. Sindiran “Ganti Menteri, Ganti Kurikulum” memang memiliki kesan negatif, apalagi jika kebijakan yang disajikan tampak kurang dipikirkan secara filosofis dan hanya mengarah pada pergantian bahan ajar atau format administrasi guru. Namun, bagi saya, perubahan kebijakan dari kementerian, tidak harus selalu dipandang buruk, karena tindakan ini juga menunjukkan adanya proses evaluasi dan upaya antisipasi, khususnya dalam merespons tantangan zaman. Problemnya adalah ketika perubahan tersebut hanya didasari oleh keuntungan sesaat dan kepentingan- kepentingan golongan. Ini tentu tidak diharapkan dan tidak sepatutnya dilakukan di negeri yang kita cintai ini. 

Ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Makarim, mencanangkan konsep Merdeka Belajar sebagai program kementeriannya, tentu menjadi sebuah pertanyaan, “Apakah ini sekedar II P K + 6 2 ‘Ganti Menteri, Ganti Kurikulum’ ataukah sebuah terobosan baru?” Saya tertarik dengan ungkapan Mas Nadiem yang menyatakan bahwa kata Merdeka Belajar paling tepat digunakan sebagai filosofi perubahan dari metode pembelajaran yang terjadi selama ini. Kata “filosofi” dalam upaya membangun sebuah sistem pendidikan yang baru merupakan hal yang penting. Apa artinya sebuah perubahan dalam sistem pendidikan, jika tanpa dilandasi dengan prinsip-prinsip keyakinan yang mulia dan yang perlu dipertahankan? Tentu hal itu hanya akan membangun praksis pendidikan yang campur baur, mengarah pada keuntungan jangka pendek, dan pada akhirnya menanti untuk digilas dengan perubahan yang berikutnya. Dasar filosofis akan menjadi fondasi yang kokoh bagi sistem pendidikan yang dibangun di atasnya. 

Sekolah Kristen di Indonesia menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perubahan sistem pendidikan negeri ini. Mengingat bahwa pendidikan Kristen harus dijalankan dengan filosofi Kristen, maka kebijakan dalam dunia pendidikan perlu dikaji secara cermat, termasuk konsep “Merdeka Belajar” ini. 

Saya bersyukur rekan-rekan yang tergabung dalam Forum Pendidikan Kristen +62 mengambil waktu secara serius memikirkan ini, sampai dihasilkan buah-buah pikir yang meninjau kebijakan ini, baik secara teologis, filosofis, dan praksis. Tentu saja berbagai pemikiran ini masih memerlukan diskusi dan telaah lebih lanjut, tetapi hasil karya ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi Mas Nadiem dan rekan-rekan yang sedang membangun pendidikan di Indonesia. Selain itu, berbagai studi yang P K + 6 2 III telah dilakukan ini dapat juga digunakan menjadi bahan refleksi sekaligus panduan bagi sekolah-sekolah Kristen dalam mengembangkan pelayanannya. 

Tuhan memberkati segala jerih lelah para penyusun kebijakan dan pemerhati pendidikan yang berjuang memberikan yang terbaik bagi negeri ini. Semoga upaya yang dilakukan masa kini akan menjadi sebuah persiapan bagi generasi emas yang akan membangun Indonesia menjadi bangsa yang besar.

e Book : MERDEKA BELAJAR, "Perspektif Pendidikan Kristen menuju transformasi Anak Bangsa"

PENGANTAR   (Dr. Hari Soegianto - Ketua Sekolah Tinggi Teologi SAAT)  Dinamika dalam dunia pendidikan adalah sebuah keniscayaan. Perubahan z...